Bagaimana Kriteria Lingkungan Kerja yang Baik?



Lingkungan kerja yang baik menjadi idaman setiap karyawan. Dengan lingkungan kerja yang baik, karyawan menjadi lebih nyaman dan betah dalam bekerja.
Karyawan juga akan merasa bersemangat dan penuh ide jika bekerja di lingkungan kerja yang baik dan mendukung. Apakah lingkungan kerja Anda sudah termasuk yang baik dan ‘sehat’? Bagaimana cara mengetahuinya? Berikut akan dijelaskan lima kriteria lingkungan kerja yang baik!

Manajemen yang Baik

Satu hal yang menjadi tolok ukur atau kriteria lingkungan kerja yang baik adalah manajemen. Manajemen menjadi penentu utama apakah karyawan betah bekerja di satu perusahaan atau tidak. Jika manajemen sebuah perusahaan tidak baik, hal tersebut akan menghasilkan turnover rate yang tinggi. Karyawan tidak akan betah berlama-lama tinggal di sebuah perusahaan dengan manajemen yang tidak baik dan tidak mendukung.

Tapi, jika manajemen sebuah perusahaan termasuk yang baik dan suportif (mendukung), hal tersebut akan memberi dampak bagi karyawan. Manajemen yang baik adalah manajemen yang mampu mengendalikan konflik kerja antar karyawan. Manajemen yang baik juga biasanya terbuka dengan segala pendapat dan gagasan dari para karyawan.

Dukungan antar Rekan Kerja

Di samping manajemen yang baik, hubungan yang suportif antar karyawan menjadi kriteria apakah sebuah lingkungan kerja tergolong baik atau tidak. Setidaknya, lingkungan kerja yang baik bisa mengakomodasi komunikasi dan hubungan pertemanan yang baik antar karyawannya. Anda sebagai karyawan atau pun pimpinan bisa mengobrol santai dengan karyawan atau pimpinan lainnya. Jika tidak ada komunikasi yang akrab di antara karyawan selain masalah bisnis, bisa dikatakan lingkungan kerja tersebut tidak sehat.

Dukungan antar rekan kerja juga bisa dicapai lewat pemberian reward berupa kartu diskon. Salah satu produk dari Sodexo yang sesuai adalah Sodexo Discount Pass, dimana pemegang atau pengguna kartu ini berhak mendapatkan tambahan diskon atau potongan harga ketika melakukan transaksi di merchant Sodexo. Cara penggunaannya cukup mudah, tinggal menunjukan kartu Sodexo Discount Pass yang dimiliki, lalu pihak merchant akan melakukan verifikasi, setelah itu diskon akan diberikan. Karyawan akan merasa senang dengan reward ini dan hubungan antar rekan kerja pun juga dipastikan semakin harmonis pula.

Bersih dan Nyaman

Apakah Anda merasa betah dan nyaman dengan ruang kerja yang saat ini ditempati? Di mana ruangan tersebut bersih dan nyaman? Ada seseorang yang selalu memastikan ruang kerja Anda bersih sehingga nyaman untuk digunakan bekerja? Jika jawaban dari semua pertanyaan tersebut adalah ‘ya’, maka lingkungan kerja Anda baik. Jika sebaliknya, maka lingkungan kerja Anda buruk.

Idealnya, lingkungan kerja yang baik adalah lingkungan yang dibersihkan setiap hari. Ada seseorang yang memastikan Anda bisa bekerja dengan nyaman di ruang tersebut. Tidak ada sampah, tidak ada debu, dan tidak ada serangga di dekat area kerja Anda. Jika lingkungan kerja Anda kumuh, kotor, dan berantakan, maka hal tersebut tidak baik bagi produktivitas dan kesehatan karena bisa memicu alergi maupun penyakit.

Memiliki Akses Air Bersih

Hal penting lain yang tidak boleh terlewat dari lingkungan kerja yang baik adalah akses air bersih. Entah itu untuk toilet ataupun konsumsi minum sehari-hari, kebutuhan air bersih di lingkungan kerja adalah hal mutlak yang tidak bisa ditawar. Jika lingkungan kerja Anda tidak memiliki akses air bersih untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari, hal tersebut bisa memicu penyakit yang bisa menurunkan produktivitas. Begitu juga jika tidak ada air bersih di toilet. Virus, kuman, dan bakteri akan berkembang bebas di air kotor. Masihkah Anda mau bekerja di lingkungan kerja seperti ini?

Ada Personal Space

Lingkungan kerja yang baik adalah lingkungan kerja yang menyediakan personal space. Karyawan akan merasa lebih penuh ide dan motivasi jika berada di ruang kerja yang memiliki personal space. Meski kantor Anda tidak terlalu luas dan hanya memiliki sedikit space, namun hal tersebut bisa diakali dengan memberi sekat dan pembatas antar ruang kerja satu dan yang lain.

Menempatkan terlalu banyak karyawan dalam satu ruang hanya akan memengaruhi personal space dan produktivitas kerja. Mengingat, tidak semua orang bisa dengan nyaman bekerja dalam satu ruangan penuh orang. Ada yang lebih memilih untuk bekerja di satu personal space sendiri agar produktivitas tetap terjaga. Sebab itulah personal space di sebuah lingkungan kerja adalah penting.

Bagaimana, apakah tempat kerja Anda termasuk dalam kriteria lingkungan kerja yang baik? Jika memang demikian, selamat Anda bekerja di lingkungan yang tepat. Tapi jika tidak, jangan ragu untuk mendiskusikan hal ini dengan yang lain.

Higiene dan Sanitasi Makanan

Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut WHO, yang dimaksud makanan adalah : “Food include all substances, whether in a natural state or in a manufactured or preparedform, wich are part of human diet.” Batasan makanan tersebut tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan.

Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya :

1. Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki

2. Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.

3. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.

4. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan oleh makanan (food borne illness).

Higiene dan Sanitasi

Pengertian higiene menurut Depkes adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya. Misalnya mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli. mengurangi kerusakan / pemborosan makanan. Dalam pengelolaan makanan ada 6 prinsip yang harus di perhatikan yaitu:

food_in_ring

Keadaan bahan makanan

Semua jeis bahan makanan perlu mendapat perhatian secara fisik serta kesegarannya terjamin, terutama bahan-bahan makanan yang mudah membusuk atau rusak seperti daging, ikan, susu, telor, makanan dalam kaleng, buah, dsb. Baham makanan yang baik kadang kala tidak mudah kita temui, karena jaringan perjalanan makanan yang begirtu panjangdan melalui jarngan perdagangan yang begitu luas. Salah satu upaya mendapatkan bahan makanan yang baika dalah menghindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari sumber tidak jelas (liar) karena kurang dapat dipertanggung jawabkan secara kualitasnya.

Cara penyimpanan bahan makanan

Tidak semua bahan makanan yang tersedia langsung dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan makanan yang tidak segera diolah terutama untuk katering dan penyelenggaraan makanan RS perlu penyimpanan yang baik, mengingat sifat bahan makanan yang berbeda-beda dan dapat membusuk, sehingga kualitasnya dapat terjaga. Cara penyimpanan yang memenuhi syarat hgiene sanitasi makanan adalah sebagai berikut:

– Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang bersih dan memenuhi syarat

– Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah diambil, tidak memberi kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang, terhindar dari lalat/tikus dan untuk produk yang mudah busuk atau rusak agar disimpan pada suhu yang dingin.

Proses pengolahan

Pada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian Yaitu:

1. Tempat pengolahan makanan

Tempat pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan diolah, tempat pengolahan ini sering disebut dapur. Dapur mempunyai peranan yang penting dalam proses pengolahan makanan, karena itu kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya harus selalu terjaga dan diperhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi persyaratan sanitasi.

2. Tenaga pengolah makanan / Penjamah Makanan

Penjamah makanan menurut Depkes RI (2006) adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan pengangkutan sampai penyajian. Dalam proses pengolahan makanan, peran dari penjamah makanan sangatlah besar peranannya. Penjamah makanan ini mempunyai peluang untuk menularkan penyakit. Banyak infeksi yang ditularkan melalui penjamah makanan, antara lain Staphylococcus aureus ditularkan melalui hidung dan tenggorokan, kuman Clostridium perfringens, Streptococcus, Salmonella dapat ditularkan melalui kulit. Oleh sebab itu penjamah makanan harus selalu dalam keadan sehat dan terampil.

3. Cara pengolahan makanan

Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-kerusakan makanan sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan mengikui kaidah atau prinsip-prinsip higiene dan sanitasi yang baik atau disebut GMP (good manufacturing practice).

Cara pengangkutan makanan yang telah masak

Pengangkutan makan dari tempat pengolahan ke tempat penyajian atau penyimpanan perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi kontaminasi baik dari serangga, debu maupun bakteri. Wadah yang dipergunakan harus utuh, kuat dan tidak berkarat atau bocor. Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur shunya dalam keadaan panas 60 C atau tetap dingi 4 C. 

Cara penyimpanan makanan masak

Penyimpanan makanan masak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tempat penyimpanan makanan pada suhu biasa dan tempat penyimpanan pada suhu dingin. Makanan yang mudah membusuk sebaiknya disimpan pada suhu dingin yaitu < 40C. Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam, disimpan dalam suhu -5 s/d -10C. 

Cara penyajian makanan masak

Saat penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar makanan tersebut terhindar dari pencemaran, peralatan yang digunakan dalam kondisi baik dan bersih, petugas yang menyajikan harus sopan serta senantiasa menjaga kesehatan dan kebersihan pakaiannya.

Kebiasaan Makan Sehat sejak Dini Tingkatkan Kualitas Hidup Anak di masa Depan

Kebiasaan Makan Sehat sejak Dini Tingkatkan Kualitas Hidup Anak di masa Depan

Mengenalkan pola hidup sehat mesti diterapkan sejak dini pada anak-anak. Tujuannya, agar anak menjadi terbiasa hidup sehat di kemudian hari. Salah satu pola hidup sehat yang  bisa diterapkan sejak dini, yakni mengonsumsi makan sehat dan bergizi. Corporate Nutritionist Nestle Indonesia Eka Herdiana menyatakan membangun kebiasaan sehat melalui pemenuhan gizi seimbang dan hidup aktif dapat meningkatkan kualitas hidup di masa mendatang. 

Dia memberikan sejumlah tips bagi keluarga untuk menjalani pola hidup yang sehat dan aktif, “Beri asupan gizi sesuai usia, konsumsi beragam jenis makanan seimbang, konsumsi banyak air putih, dan lebih aktif bergerak,” ujarnya. Eka menyampaikan agar para orang tua tidak terlalu memaksakan kehendak mereka kepada anak untuk mengonsumsi makanan tertentu dengan lontaran kalimat negatif. Justru hal tersebut perlu diubah dengan kalimat yang lebih negatif.

“Misalnya yang sering ditemui kita selalu bilang jangan makan permen nanti giginya bolong. Ini pola komunikasi yang tidak tepat, lebih baik sampaikan kepada anak agar selalu menggosok gigi setelah makan permen,” imbuhnya. Corporate Affairs Director Nestle Indonesia Deborah Tjandrakusuma mengatakan pihaknya meyakini bahwa memperkenalkan pola hidup sehat dan aktif harus dimulai sejak dini.

“Kami melibatkan anak-anak dalam proses makan yang interaktif. Harapannya agar mereka bisa membangun rasa tanggung jawab atas kesehatan mereka sendiri,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (23/10/2019). Sementara itu, dalam rangka merayakan Hari Chef Sedunia yang diperingati setiap 20 Oktober, Nestle mengajak anak-anak untuk mengenal pola makan sehat.

Langkah tersebut dilakukan dengan menggandeng Association of Culinary Professionals Indonesia (ACPI) untuk memberi edukasi tentang manfaat kandungan gizi dan kegiatan memasak bersama. Adapun, Hari Chef Sedunia pada tahun ini mengambil tema utama How Healthy Food Works.

Sekretaris Jenderal ACPI Sabir Mappakaya menuturkan peran profesi chef tidak hanya  sebagai juru masak tetapi punya andil untuk mendorong pola hidup sehat bagi masyarakat. “Chef memiliki tanggung jawab untuk membagikan wawasan mengenai makanan sehat kepada masyarakat yang lebih luas,” kata Sabir..