Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bolaang Mongondow, Senin (24/08/2020), menggelar Pra Sosialisasi Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Pelaksanaan dibuka oleh Sekretaris Daerah Tahlis Gallang SIP MM di Ruang Rapat Kantor Bappeda-Lolak.
Dalam sambutannya, Sekretaris Daerah Tahlis Gallang SIP MM mengatakan pelaksanaan ini harus dilaksanakan dengan baik. Dimana pada penerapannya, Kabupaten Bolaang Mongondow sejak 2017 hingga saat ini sudah memiliki Pamsimas III. “Sejak Tahun 2017 sampai dengan Tahun 2019, Program Pamsimas sudah menyentuh 45 Desa yang tersebar di 13 Kecamatan di Kabupaten Bolaang Mongondow,” kata Sekda Tahlis yang juga selaku Panitia Kemitraan (Pakem) Pamsimas III Bolmong.
Kepala Bappeda Yarlis A Hatam melalui Kabid Infrastruktur dan Kewilayaan Wincy Mokorimban mengatakan pula output yang diharapkan dari pelaksanaan Sosialisasi Kabupaten Pamsimas III, ini yakni pernyataan minat dari pemerintah desa untuk mendapatkan bantuan program, dukungan dari pemerintah kecamatan untuk pendampingan pengajuan usulan atau minat dari pemerintah desa dan masyarakat untuk mendapatkan bantuan program air minum dan sanitasi, pendampingan dan pembinaan untuk pemerintah desa dan kecamatan serta masyarakat untuk proses penyusunan proposal dan sosialisasi tingkat desa atau kecamatan.
Perlu diketahui bahwa Kabupaten Bolaang Mongondow merupakan salah satu peserta Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) III Tahun 2017-2020, yang saat ini masih dalam tahap penyiapan seluruh kelengkapan sebagai prasyarat untuk mendapatkan kegiatan fisik di tahun anggaran berikut.
Menteri Keuangan ( Menkeu) Sri Mulyani menyatakan ada 8 pemerintah daerah yang mengajukan pinjaman ke pemerintah pusat. Salah satunya adalah Pemkab Probolinggo yang mengajukan pinjaman hingga ratusan miliar rupiah. Yakni sebesar Rp 138,58 miliar.
Mekanisme pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) itu memang ditawarkan oleh pihaknya. Namun pemerintah daerah harus melalui prosedur pengajuan terlebih dahulu.
“Untuk pinjaman daerah sampai dengan hari ini sudah terdaftar dan terealisasi Rp 12,24 triliun. Provinsi yang pertama yaitu DKI Rp 4,46 triliun (pengajuan 2020), Jawa Barat Rp 1,9 triliun, dan Banten Rp 802 miliar,” ujar Sri Mulyani dalam rilis Kementerian Keuangan RI.
Dalam rilis tersebut, Sri Mulyani juga menerangkan bahwa Pemkab Probolinggo mengajukan pinjaman senilai Rp 138,58 miliar.
Sebelumnya, pada bulan Juni lalu, Kepala Badan Keuangan Daerah Kabupaten Probolinggo Dewi Korina mengungkapkan, Pemkab memang mengajukan pinjaman ke Pemerintah Pusat. Pengajuannya melalui PT SMI. Pertimbangannya, tahun ini besaran dana transfer dari pusat yang dikurangi.
Pemkab menilai keadaan ini harus jadi perhatian serius, apalagi dalam kondisi menghadapi pandemi Covid-19. Dana pinjaman diperlukan untuk menjaga percepatan pembangunan infrasktruktur di Kabupaten Probolinggo.
Dewi optimis percepatan pembangunan infrasktur bisa menjadi jalan untuk recovery pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di sektor-sektor strategis. Di antaranya pariwisata, pertanian dan perindustrian serta perdagangan.
Bank BTPN (Bank Tabungan Pensiunan Nasional) Syariah merupakan bank umum Syariah ke-12 yang ada di Indonesia, memiliki tekad untuk menumbuhkan jutaan rakyat Indonesia. Sehingga memiliki kehidupan yang baik sesuai dengan slogannya yaitu menjadi Bank Syariah Terbaik, untuk keuangan Inklusif. Sehingga dapat mengubah hidup berjuta Rakyat Indonesia,Rabu (26/8/2020)
Pada rangka merayakan ulang tahun Ke-5, BTPN Syariah mengadakan Program Tepat Peduli Komunitas Nasabah BTPN Syariah, yang mana program tersebut merupakan program pemberdayaan masyarakat umum, khusunya komunitas nasabah BTPN Syariah yang menggandeng DMC (Disaster Management Center) Dompet Dhuafa sebagai mitra pelaksana. Titik sebaran program Tepat Peduli tersebar sebanyak 329 Titik di seluruh Indonesia. Program tersebut dilaksanakan selama kurun waktu 9 bulan, dimulai dari November 2019 sampai Juli 2020.
Adapun program yang dibangun diantaranya pembuatan MCK yang tersebar di 124 titik. Area pembangunan tersebar dihampir seluruh wilayah baik itu pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan dan Indonesia bagian timur. Selanjutnya yaitu program pengadaan sarana air bersih yang tersebar di 84 titik, program tersebut fokus pada masyarakat yang tinggal di kawasan tambang minyak maupun kawasan yang sulit mendapatkan air bersih seperti Daerah pinggiran Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera, Makassar, Kendari, Yoyakarta, Kalimantan dan Solo. Program sarana air bersih sangat bermanfaat bagi warga. Karena lebih mudah mengambil air bersih dan bisa digunakan untuk keperluan lainnya seperti mencuci dan mandi.
Program selanjutnya yaitu pengadaan Hidropik, yang mana program tersebut bertujuan mengajak masyarakat bercocok tanam palawija dengan memanfaatkan lingkungan sekitar rumah. Sehingga bisa meminimalisir pengeluaran rumah tangga. Program menyasar 15 titik di Indonesia seperti Sumatera, Jawa Tengah, Mata Bali dan Kalimantan.
Lena Yuliana sebagai salah satu penerima manfaat mengucapkan terima kasih kepada Bank BTPN Syariah yang telah memberikan media tanaman hidroponik berikut pelatihannya. Atas kegiatan tersebut, masyarakat terinspirasi untuk dapat bercocok tanam tanpa memiliki lahan yang luas. Kemudian, Program selanjutnya adalah tempat pengolahan sampah yang dibangun sebanyak 14 titik wilayah. Yaitu di wilayah Jawa Barat, Solo, Yogyakarta, Sumatera, Kendari, Kalimantan, Lombok dan Bali.
“Kami mengucapkan terima kasih atas bantuannya. Sehingga mempermudah proses daur ulang sampah plastik. Semoga dengan adanya bantuan tersebut, masyarakat menjadi rajin dan terus berinovasi membuat barang-barang yang bernilai ekonomis,” ujar Rahmat, sebagai salah satu penerima manfaat dari Lombok.
Selain itu, ada beberapa Program pembangunan atau renovasi Posyandu yang berlangsung di 47 titik. Program bangunan baru seperti pembuatan bank sampah, PPQ, pos ronda, gapura dan pembangunan perpustakaan tersebar di delapan titik. Salah satu penerima manfaat renovasi perpustakaan atas nama Sugiarti, selaku Kasie Permas, Desa Tegalsari, Kecamatan Tegal, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, mengucapkan syukur, “Terima kasih banyak karena ini merupakan mimpi mereka selama tiga tahun terakhir. Alhamdulillah bisa terwujud atas bantuan dari BTPN Syariah”.
Terakhir, Program yang dilaksanakan yaitu pembuatan perahu di 10 titik yang tersebar di Indonesia. Menurut Yuliana, S.Sos, selaku Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kota Bima, Nusa Tenggara Barat mengatakan, “Harapan dari bantuan perahu dapat mendorong peningkatan ekonomi masyarakat pesisir, khususnya nelayan. Selain itu, dapat berkontribusi untuk kemajuan parawisata di Indonesia. Terima kasih kepada BTPN Syariah atas bantuan yang telah diberikan kepada para nelawan setempat”.
Sementara itu, Abdul Azis, selaku penanggung jawab program dan koordinator lapangan dari DMC Dompet Dhuafa, menyampaikan harapannya “Dengan terlaksananya berbagai program tersebut, dapat terasa manfaatnya secara luas oleh masyarakat Indonesia. Terima kasih atas kepercayaan dari BTPN Syariah akan kolaborasi dengan DMC Dompet Dhuafa di beragam program. Semoga terus terjalin di program-program kebaikan selanjutnya”.
Untuk membantu para korban bencana alam di Sulawesi Tengah, Bayer memberikan Rp 2 milyar untuk bantuan darurat di sektor kesehatan masyarakat selama 3 bulan. Serta menyusun rencana jangka menengah yang akan dimulai pada bulan Januari 2019 dalam mendukung pemulihan ekonomi masyarakat di sektor pertanian.
Selaku perusahaan global dengan kompetensi di bidang kesehatan dan pertanian, Bayer sangat memahami pentingnya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia – terlebih bagi masyarakat yang terkena dampak bencana.
Presiden Direktur Bayer Indonesia, Angel Michael Evangelista menyampaikan, “Karenanya program bantuan bencana perusahaan untuk Sulawesi Tengah ini kami bagi dalam dua tahapan prioritas. Tahap awal berupa dukungan sebesar Rp 2 Milliar untuk pemenuhan kebutuhan kesehatan, sedangkan pada tahap berikutnya adalah untuk membantu upaya pemulihan ekonomi masyarakat di sektor pertanian. Apalagi pertanian adalah salah satu mata pencaharian utama di Sulawesi Tengah.”
Dalam bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah ini, bantuan awal Bayer di sektor kesehatan dialokasikan untuk pengadaan air bersih, fasilitas sanitasi, perlengkapan kebersihan, serta pendistribusian makanan darurat dan dukungan logistik pelayanan kesehatan. Sementara rencana bantuan jangka menengah untuk pemulihan penghidupan para petani kecil akan ditentukan setelah survey kebutuhan lapangan dilakukan.
Yayasan Mercy Corps Indonesia ditunjuk untuk menjadi mitra strategis Bayer dalam pendistribusian bantuan ini.
Selain bantuan dana dari perusahaan. Bayer juga meluncurkan “Dana Solidaritas Karyawan Bayer” sebagai wadah menampung inistiatif swadaya para karyawan untuk berdonasi. Karyawan Bayer dari Indonesia, Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam, Malaysia, Mexico, Basel (Swiss) dan Lyon (Prancis) beramai-ramai mengumpulkan donasinya. Khusus untuk ASEAN, manajemen Bayer ASEAN akan menggandakan nilai donasi karyawan (dengan besaran maksimum EUR 10,000 atau setara dengan Rp 176 juta). Keseluruhan donasi karyawan dan program penggandaan (corporate matching fund) tersebut akan diserahkan kepada Yayasan Mercy Corps Indonesia untuk dialokasikan dalam dukungan program di tahap ke-dua.
“Doa kami semua kami tujukan untuk para korban bencana di Sulawesi Tengah. Manajemen dan karyawan Bayer di seluruh dunia turut berduka atas kejadian tersebut dan berharap kontribusi kami dapat meringankan penderitaan para korban gempa dan membantu upaya rekonstruksi Sulawesi Tengah.” tambah Angel Michael Evangelista.
Memberikan bantuan bencana merupakan bagian dari komitmen sosial Bayer. Perusahaan menjalankan dua strategi guna membantu masyarakat yang mengalami kesulitan: ketika bencana melanda, Bayer menyediakan bantuan segera – baik berupa donasi uang dan obat-obatan, ataupun bantuan material. Setelah itu, membantu proyek pemulihan jangka panjang.
Pada 2018, sekitar EUR224.000 atau Rp 3,9 Miliar telah disediakan untuk membantu korban banjir di Tiongkok dan India. Juga, pada 2017, perusahaan telah menyalurkan donasi berupa uang, obat-obatan dan berbagai produk bernilai Euro 1,3 juta atau 22,9 Miliar kepada 12 program bantuan kemanusiaan.
Bayer Cares Foundation Sebagai yayasan sosial dari perusahaan inovasi Bayer, Bayer Cares Foundation menempatkan diri sebagai inisiator, promotor dan mitra inovasi yang menjembatani para akademisi, pelaku industri dan masyarakat. Program-program Bayer Cares Foundation berfokus pada masyarakat dengan komitmen untuk kemajuan sosial, terlahirnya ide – ide baru guna memenuhi tantangan sosial, dan berbagai kebutuhan untuk kondisi darurat. Kegiatan dukungan pendanaan yayasan ini merupakan elemen utama dari keterlibatan sosial perusahaan (corporate societal engagement/CSE) Bayer secara global dengan biaya sekitar 50 juta Euro atau Rp 881 miliar per tahun – dengan fokus mendorong frontier science dan inovasi sosial terkait Sustainable Development Goals yang dicanangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait penanggulangan masalah kelaparan, pemenuhan kesehatan dan pencapaian kesejahteraan masyarakat.
pelayanan kita juga perlu ditingkatkan dengan langsung melayani by person ke setiap korban agar target logistik bisa tepat guna
di hari kedua pun dilaksanakan simulasi dan praktek langsung bagaimana pembuatan lokasi dapur umum di tempat bencana, agar selain berguna bagi masyarakat
juga sangat higienis bersih dan nyaman bagi korban
Semoga pelatihan ini berguna bagi para Rescuer yang mengabdi pada Masyarakat yang terdampak bencana , itulah pesan di hari penutupan pelatihan.