Jeneponto, Sanitasi Bersih Di Negeri Cincin Air

Sanitasi bersih di pedesaan dinilai sebagai barang mahal dan langka bagi warga. Namun berbeda dengan kabupaten Jeneponto sulawesi selatan. Di kabupaten ini sejumlah desa mulai bangkit dari keterpurukan dan kian menyadari pentingnya hidup bersih dan sehat dengan memiliki jamban pribadi. Sanitasi bersih yang merupakan standar kehidupan urban kerap menjadi hal yang diabaikan di sejumlah desa. Tak jarang dalam satu daerah jamban menjadi barang mahal yang harus dimiliki warga. Data litbang kompas menyebutkan indonesia menjadi negara ketiga setelah cina dan india dengan angka tertinggi buang air besar di sembarang tempat. Namun demi hidup sehat dan meraih kehidupan yang lebih layak warga mulai bangkit dari keterpurukan. Di kabupaten Jeneponto misalnya. Sanitasi menjadi persoalan serius bagi pemerintah daerah yang berupaya mengubah kebiasaan warga untuk membuang air besar di sembarang tempat. Kondisi sanitasi di Jeneponto memang relatif tertinggal dibandingkan wilayah lain di sulawesi selatan. Bahkan hanya sebanyak 51,59 persen keluarga yang memiliki jamban. Bupati Jeneponto rajamilo mengeluarkan regulasi melalui sk bupati ke seluruh camat dan lurah agar masyarakat memiliki jamban pribadi baik melalui bantuan dana desa maupun dengan sistem kredit jamban. Bahkan memiliki jamban menjadi salah satu persyaratan bagi warga sebelum melakukan pesta pernikahan. Kini sedikitnya enam desa di kabupaten Jeneponto dinyatakan sebagai desa open defecation free atau odf yakni wilayah yang bebas dari sikap membuang air di sembarang tempat. Tak mudah memang mengubah kebiasaan yang telah mengakar di tengah masyarakat. Namun semoga hal ini dapat memberikan pelajaran bagi semua pihak bahwa indonesia khususnya kabupaten Jeneponto telah serius untuk bebas dari sikap membuang air di sembarang tempat. Sumber : http://www.ampl.or.id/digilib/read/69-jeneponto-sanitasi-bersih-di-negeri-cincin-air/47867