Bupati Morowali Apresiasi Kepedulian PT Vale terhadap Hygiene Sanitasi

Pelatihan tersebut terlaksana mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan.

Bupati Taslim menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi pada PT Vale Indonesia Tbk yang telah banyak memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah dalam mewujudkan visi Morowali sejahtera bersama.

“Terima kasih dan apresiasi pada PT Vale yang sudah banyak memberikan kontribusinya bagi masyarakat Morowali. Tentunya, pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan penjamah makanan terkait aturan dalam menyajikan makanan kepada para konsumen,” katanya.

Menurutnya, pelatihan itu sangat penting dilaksanakan karena merupakan prioritas pemerintah. Toh, hal itu merupakan salah satu upaya untuk mengurangi angka kesakitan guna mewujudkan masyarakat Morowali sejahtera.

“Sarana tempat pengelolaan makanan yang menyediakan makanan dan minuman secara massal bagi masyarakat perlu dilakukan pengawasan terhadap Hygiene Sanitasi Makanan. Untuk memenuhi persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan, diperlukan adanya pelatihan,” ujarnya.

Sumber : https://makassar.sindonews.com/read/680539/712/bupati-morowali-apresiasi-kepedulian-pt-vale-terhadap-hygiene-sanitasi-1644325356

Cuma 7 Persen Warga RI Nikmati Sanitasi Aman

KARAWANG – Sejak mulai mengajar di tahun 1991, Wardi harus menahan buang air setiap kali beraktivitas di sekolah. Hal itu ia lakukan karena di sekolah tempat mengajar, yaitu SDN Kertawaluya III, Desa Kertawaluya, Kecamatan Tirtamulya, Kabupaten Karawang belum memiliki sarana sanitasi hingga hari ini. Imbasnya, ia didiagnosis menderita sakit batu ginjal. Tidak hanya Wardi, guru-guru lain juga harus menahan buang air. Sementara itu, banyak siswa sering buang air sembarangan karena sudah tidak bisa menahannya. ACT Lakukan Pemberdayaan Pondok Pesantren Prasejahtera “Kalau (siswa) yang rumahnya dekat dan punya toilet, siswa pulang dulu setelah itu balik ke sekolah lagi. Kalau yang tidak punya (toilet) asal aja,” ujar Wardi saat diwawancarai ACTNews. Menurut tim program ACT Karawang, M Sidiq, sebagian masyarakat di Desa Kertawaluya masih belum memiliki sarana sanitasi di rumahnya. Masyarakat memanfaatkan sungai sebagai tempat buang air atau toilet yang berada di fasilitas umum. “Kami beberapa kali melakukan survey, ternyata memang masih banyak yang tidak punya toilet. Salah satu alasannya karena biaya pembuatan toilet dan sumur itu mahal, jadi belum mampu,” katanya. Ketersediaan sanitasi layak berupa jamban keluarga di Kabupaten Karawang, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang tahun 2018 mencapai 69,93%. Baca juga: Sambut Ramadhan, ACT Ajak Umat Islam Perbanyak Sedekah Sementara itu menurut data Kelompok Kerja Pembangunan Perumahan, Permukiman, Air Minum dan Sanitasi Nasional, Kementerian PPN/Bappenas tahun 2019, baru 7 dari 10 rumah tangga di Indonesia yang memiliki akses sanitasi layak. Selain itu, 1 dari 10 rumah tangga masih melakukan praktik Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di tempat terbuka.Praktik tersebut karena rumah tangga tidak memiliki fasilitas buang air besar dan/atau memiliki fasilitas tetapi tidak menggunakannya. Sumber : https://daerah.sindonews.com/read/728409/701/tak-ada-toilet-di-sekolah-seorang-guru-tahan-buang-air-1648634606

RI Pimpin 80 Menteri Dunia Bahas Air dan Sanitasi, Bappenas Sebut 3 Krisis

TEMPO.COJakarta – Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan Sector Ministers Meeting (SMM) Sanitation and Water for All (SWA) 2022 atau sektor sanitasi dan air bersih yang akan dilaksanakan pada 18-19 Mei 2022 di Jakarta. Presiden RI Joko Widodo diagendakan membuka pertemuan menteri terbesar yang diadakan di Indonesia tersebut, dengan konfirmasi kehadiran tak kurang dari 80 menteri dari seluruh dunia. “Pertemuan ini telah diadakan Sanitation and Water for All, selaku kemitraan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa setiap dua tahun, sejak 2010,” ujar Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas Josaphat Rizal Primana dalam keterangan tertulis Kamis, 12 Mei 2022. Dia mengatakan tahun ini merupakan pertama kalinya SMM membahas kaitan air minum dan sanitasi dengan tiga krisis, yaitu pandemi Covid-19, darurat iklim yang meningkat, dan ekonomi global yang sedang berjuang dalam kaitannya dengan komitmen pembangunan berkelanjutan. Ketiga krisis tersebut berkaitan erat dengan akses masyarakat atas air dan sanitasi serta perlunya investasi untuk memastikan akses tersebut dapat dicapai. Pasalnya, hampir 90 persen bencana iklim terkait dengan air, termasuk banjir, kekeringan, dan kualitas air yang memburuk. Di Indonesia, sepanjang 2007-2019, bencana yang berhubungan dengan air, selain menyebabkan banyak korban jiwa, juga menimbulkan kerugian ekonomi rata-rata USD 2–3 miliar setiap tahunnya. Padahal, berdasarkan kajian Bank Dunia, sumber daya dan layanan air menjadi kunci untuk mempertahankan pertumbuhan Produk Domestik Bruto dan pendapatan per kapita di Indonesia. Sumber : https://bisnis.tempo.co/read/1590837/ri-pimpin-80-menteri-dunia-bahas-air-dan-sanitasi-bappenas-sebut-3-krisis/full&view=ok