Lewat PAMSIMAS, mbak Ita Upayakan Pemenuhan Air Bersih Bagi Warga

Terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan air bersih di kota Semarang, Wali kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengungkapkan jika Menteri PUPR Basuki Hadimuljono akan segera meresmikan PAMSIMAS (Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) di Kota Semarang. Peresmian tersebut direncanakan akan dilaksanakan pada awal bulan September, nantinya terdapat PAMSIMAS di 6 titik wilayah yang sering kali mengalami kekeringan saat musim kemarau. 

“Dengan adanya itu (musim kemarau), saya memang minta karena di BPBD (kota Semarang) ada tapi terbatas, kami minta dari PDAM, juga mungkin perusahaan-perusahan untuk saling membantu. Kemudian, nanti ada PAMSIMAS, pengelolaan air bersih akan diresmikan, ada 6. Kami sedang menunggu dari bapak PUPR, mungkin nanti bisa kita tinjau dulu sebelum diresmikan menteri PUPR,” ujar perempuan yang akrab disapa Mbak Ita di Balaikota Semarang, Rabu (30/8).

Lebih lanjut, Mbak Ita menjelaskan mengenai perbedaan antara kekurangan air bersih dengan kekurangan air. Mengenai air bersih sendiri hanya difungsikan untuk memasak ataupun minum. Sedangkan air yang tidak bersih atau keruh hanya dapat difungsikan selain dari hal-hal yang dimakan maupun diminum.

“Jadi memang kalau kita berbicara tentang pemenuhan air bersih, memang sudah 3 bulan ini, sejak kemarau ada beberapa titik-titik seperti Jabungan, Rowosari, ini memang langganan kekurangan air bersih saat kemarau. Tapi tidak kekurangan air, beda ya, kalau kekurangan air bersih itu untuk masak, untuk minum. Karena sumurnya sudah keruh, sudah berbeda karena musim kemarau,” ucapnya.

Dalam menyikapi hal tersebut, dirinya juga menghimbau kepada masyarakat untuk menghemat dalam penggunaan air. Mengingat, musim kemarau tahun ini lebih panjang dan memiliki suhu yang lebih tinggi daripada musim kemarau di tahun-tahun sebelumnya. “Kita juga mendorong pemanfaatan air ini dieman-eman (dihemat-hemat) lah. Karena nanti larinya juga ke polusi udara dan lain sebagainya. Apalagi sekarang musim kemaraunya panjang, kering dan suhunya tinggi,” tandasnya.

Sumber : https://semarangkota.go.id/p/5120/lewat_pamsimas,_mbak_ita_upayakan_pemenuhan_air_bersih_bagi_warga

Antisipasi Kemarau Panjang, Olah Air Bersih dengan Cerdas

Sekalipun menyandang predikat sebagai negara maritim yang dikelilingi lautan, kemarau dan kekeringan masih menjadi momok menakutkan di beberapa wilayah Indonesia. Selayaknya fenomena yang diulang, hujan dengan banjir dan kemarau dengan kekeringan seakan menjadi pasangan tidak terpisahkan yang terus mewarnai tahun demi tahun pergantian musim. Padahal kita semua tahu bahwa kebutuhan akan air bersih terus menerus ada sepanjang tahun. Oleh sebab itu, masalah kekeringan di beberapa daerah sekiranya harus segera diatasi, salah satunya dengan mengolah air bersih.

Kenapa Perlu Mengolah Air Bersih?

Air menjadi sumber kehidupan yang tidak dapat digantikan oleh apapun. Mulai dari kebutuhan metabolisme manusia, hewan ternak, tumbuhan, lalu kebutuhan pencucian, pemanasan, pendinginan hingga menjadi bahan baku dalam pembuatan beberapa produk industri. Dengan nilai air yang begitu penting, maka wajar jika setiap dari kita perlu memahami bagaimana cara mengolah air bersih. Namun sebelum membahas bagaimana mengolah air bersih, terlebih dahulu diulas mengapa hal ini menjadi penting untuk dilakukan?

Kebutuhan kita terhadap air tidak terbatas, sedangkan ketersediaan air bersih sangat terbatas. Air begitu melimpah di sekitar kita, namun tidak semuanya layak untuk langsung dimanfaatkan. Terlebih lagi dengan iklim di Indonesia yang memungkinkan curah hujan tinggi setiap tahunnya. Oleh sebab itu, kita perlu menjadikan air yang melimpah sebagai air layak konsumsi dengan mengolah air bersih.

Kebutuhan untuk mengolah air bersih semakin tinggi pada daerah-daerah yang rawan kekeringan karena ketersediaan air bersih yang menipis dan curah hujan rendah. Untuk memastikan air bersih tetap tersedia bahkan saat kemarau panjang, kita dapat menyiasatinya dengan membendung sumber air baku yang ada. Air di dalam bendungan kemudian diolah menjadi air bersih yang layak digunakan selama musim kemarau.

Mengolah air bersih secara mandiri juga dapat mengurangi biaya pembelian air bersih dari perusahaan penyedia air bersih (PDAM). Selain itu, mengolah air bersih secara mandiri dapat menjadi edukasi sekaligus membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga bahan baku air dan kelestarian lingkungan. Masyarakat juga akan lebih menghargai ketersediaan air bersih dan lebih berhemat menggunakannya saat merasakan sendiri bagaimana proses mengolah air bersih.

Alternatif Pengolahan Air Bersih

Terdapat beberapa tahap yang perlu dilalui dalam pengolahan air bersih. Secara umum, berikut adalah beberapa langkah pengolahan air bersih yang disarankan:

  1. Memilih air baku dan membangun penampungan

Salah satu proses yang penting dalam mengolah air bersih adalah pemilihan air baku yang akan digunakan. Terdapat tiga jenis air baku yang dapat diolah menjadi air bersih layak konsumsi, yaitu air tanah yang dapat diperoleh dari sumber mata air, atau sumur, kemudian air hujan dan air permukaan seperti permukaan air sungai, danau dan waduk. Ketiga sumber air tersebut dapat menjadi bahan baku dalam mengolah air bersih.

Saat curah hujan tinggi, sebaiknya membuat tempat penampungan air baku agar tidak menggenang dan terbebas dari pencemaran limbah makhluk hidup. Air baku yang akan diolah wajib dicek lebih dulu kandungan-kandungan senyawa biologi dan kimiawi di dalamnya.

  1. Membangun sistem pengolahan air bersih WTP (Water treatment plant)

Air baku yang sudah lolos uji dan ditampung di tempat khusus, kemudian diolah dalam sebuah sistem instalasi yang disebut Water Treatment Plant (WTP). Sistem ini memiliki beberapa proses pengadukan, pengendapan, penyaringan hingga desinfeksi menggunakan cairan kimia untuk sterilisasi air sebelum benar-benar layak konsumsi.

Melalui tahapan mengolah air bersih dengan sistem WTP, air baku yang diambil dari lingkungan dapat dimanfaatkan kembali untuk keperluan sehari-hari baik rumah tangga maupun industri. Memiliki sistem pengolahan air bersih secara mandiri memungkinkan kita terbebas dari kekhawatiran kekurangan air akibat kemarau panjang. Pengeluaran untuk membeli air bersih juga jadi lebih hemat.

  1. Bekerja sama dengan vendor profesional untuk maintenance mesin WTP

Tips berikutnya adalah bekerja sama dengan vendor yang profesional dalam membangun sistem WTP, monitoring maintenance hingga mengedukasi operasional mesin tersebut. Hal ini untuk menjamin produk air bersih yang dihasilkan dari proses WTP sudah bersih, aman dan layak untuk dikonsumsi.

Sumber : https://adikatirtadaya.co.id/antisipasi-kemarau-panjang-olah-air-bersih-dengan-cerdas-2/

Jaga Kebersihan Lingkungan Saat Musim Hujan

Musim hujan ditandai dengan adanya peningkatan curah hujan di suatu daerah beriklim tropis dalam jangka waktu tertentu secara tetap. Kebersihan lingkungan dapat memengaruhi kesehatan keluarga, terutama saat musim hujan. Karenanya penting untuk menjaga kebersihan lingkungan secara berkala. Proses terjadinya hujan adalah gejala alam yang membentuk siklus perputaran air di bumi. Intensitas curah hujan dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu gerimis, hujan sedang, hujan deras dan hujan badai.

Saat musim hujan, lingkungan menjadi lebih mudah kotor dibandingkan saat musim kemarau. Ini disebabkan karena kelembaban udara yang tinggi membuat sampah-sampah jadi mudah membusuk dan akhirnya menjadi sarang kuman.

Kerugian yang dialami ketika musim hujan sudah datang yaitu salah satunya selain sulit melakukan aktivitas di luar rumah juga dapat mendatangkan berbagai  jenis penyakit. Penyakit yang rentan terjadi saat musim hujan yaitu diare, flu, batuk, demam, demam berdarah , chikungunya dan penyakit kulit. Dari hal inilah perlunya kesadaran menjaga  kebersihan lingkungan dan menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah datangnya penyakit.

Langkah-langkah mudah dalam menjaga lingkungan sekitar di saat musim hujan yaitu tetap selalu menjaga kebersihan rumah. Selain itu, membersihkan teras, pekarangan dan selokan tempat pembuangan air. Membuang sampah pada tempatnya juga sangat penting, memisahkan sampah kering dan basah juga dapat menjaga lingkungan karena dapat mempermudah proses daur ulang di tahap selanjutnya. Dan menertibkan tempat-tempat yang berpotensi akan terjadinya banjir  atau tempat yang  berpotensi menjadi genangan air.

Sumber : https://mmc.kalteng.go.id/berita/read/1870/jaga-kebersihan-lingkungan-saat-musim-hujan